
AREMA menang..
AREMA menang..
AREMA menang..
Bravo Arema! Tim berjuluk Singo Edan itu akhirnya mengunci gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Sukses Arema ditentukan oleh hasil imbang 1-1 yang dipetik saat meladeni tuan rumah PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharudin Nasution kemarin (26/5). Arema kini mengemas 70 poin, unggul empat angka atas Persipura Jayapura yang ada di peringkat kedua.
Dengan hanya menyisakan satu pertandingan, raihan poin Arema tak mungkin dikejar Persipura. Apa pun hasil yang diraih dua tim itu pada laga pemungkas 30 Mei nanti tidak berpengaruh dalam perburuan gelar. Arema akan menantang Persija Jakarta, sedangkan Persipura menjamu Persiwa Wamena.
Itu adalah gelar keempat yang diraih Arema di pentas sepak bola nasional. Sebelumnya, Singo Edan menjadi jawara di ajang Galatama musim 1992-1993. Selain itu, Arema dua kali menjadi juara Copa Indonesia (2005 dan 2006).
''Hasil imbang ini merupakan hasil perjuangan maksimal anak-anak. Arema bermain bagus dan layak juara,'' kata pelatih PSPS Abdul Rahman Gurning kepada
Riau Pos (
Jawa Pos Group)
kemarin.
Di atas lapangan, duel dua tim berjalan seru. Pada menit ketiga, tendangan spekulasi penyerang PSPS Dzumafo Epandi Herman dari jarak 20 meter memaksa kiper Arema Kurnia Meiga berjibaku mengamankan gawangnya. Arema membalas dengan menciptakan beberapa peluang. Salah satunya adalah tendangan Esteban Guillen yang melebar di samping gawang tuan rumah.
Singo Edan terus menekan. Apalagi setelah PSPS kehilangan gelandang serang asal Kamerun Cyril Emile Tchana yang ditarik keluar karena cedera pada menit ke-28. Petaka buat PSPS terjadi pada menit ke-39. Lewat serangan balik, striker Arema Noh Alam Shah berhasil memenangkan adu sprint dengan bek PSPS Agus Cima. Penyerang asal Singapura itu pun menaklukkan kiper PSPS Dede Sulaiman.
Tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti Dzumafo Epandi Herman pada menit ke-47. Penalti tersebut diberikan wasit Iis Isya Pramana setelah gelandang PSPS Putut Waringin Jati dilanggar di kotak terlarang.
Gol Dzumafo membuat tempo permainan meningkat. Tensi pertandingan pun bertambah panas. Pada menit ke-70, terjadi ketegangan antar pemain dua tim. Itu berawal dari pelanggaran yang dilakukan bek PSPS Dedi Gusmawan kepada Noh Alam Shah. Melihat kejadian tersebut, gelandang Arema M. Ridhuan mendatangi Dedi. Keributan pun tak terhindarkan. Karena insiden tersebut, Dedi menderita luka di leher. Kejadian itu menyulut reaksi pemain lain dan ofisial dua tim.
Penonton terpancing. Mereka melempari
bench Arema. Bahkan, pagar pembatas sempat dijebol penonton yang merangsek ke lapangan. Karena suasana semakin panas, pertandingan terhenti selama sekitar sepuluh menit.
Pelatih Arema Robert Albert membantah bahwa Noh Alam Shah disebut sebagai pemicu kerusuhan. ''Alam Shah bermain sesuai dengan instruksi. Secara keseluruhan, sebenarnya dua tim bermain bagus, wasit yang tak tegas yang membuat kondisi seperti ini. Penalti yang diberikan buat PSPS merupakan lelucon,'' katanya.
Di sisi lain, arsitek PSPS Abdul Rahman Gurning menyayangkan keributan yang terjadi. Dia kecewa dengan ulah Noh Alam Shah dan menegaskan tidak akan memakai pemain seperti itu. ''Karakter pemain seperti dia (Alam Shah) bisa merusak tim dan persepakbolaan Indonesia,'' ujarnya.
ya...
tetapi ada dampaknya bagi para pelajar MALANG.
macaet di sana-sini karena AREMANIA dan AREMANITA pada turun ke jalan dan konvoi. mulai dari anak kecil sampai kakek nenek. mulai dari yang bawa bendera Indonesia, Arema sampai yang nggak bawa apa-apa.
ya aQ cuman takut merka ada apa-apa.
ya..
semoga tidak..
konvoinya hati-hati ya..
salam satu jiwa
ranie.gula.kapuk